Minggu, 13 Januari 2013

Sebatas Mimpi atau Nyata?

Setelah melewati begitu banyak tantangan dalam pelajaran, sekarang aku harus melewati tantangan yang cukup menyedihkan. Ketika kita mencintai seseorang itu dengan tulus dan mau menerima dia apa adanya, tapi kenapa dia menjauh?

Apakah Teman bisa menjadi Pacar?
Apakah Sahabat bisa menjadi Pasangan yang baik?

Apakah semua itu bisa menjadi kenyataan ataukah hanya sebatas mimpi?

Saat kita satu kelas di SMA, aku hanya ingin kau menjadi teman baikku. Entah karena banyak perempuan di sana yang menyukaimu, tapi aku hanya ingin kita menjadi teman.

Satu semester telah berlalu. Pemilihan kelas menurut jurusan telah kita lewati. Tak kusangka, kita mendapat kelas yang sama. Kelas yang akan menjadi rumah kita di sekolah sampai akhir kelulusan nanti. Aku benar-benar senang dan tak ingin melupakan semuanya. Pertama kali ku melihatmu, sungguh kagum perasaanku. Aku melihat seorang laki-laki yang menjadi juara pertama dalam nilai untuk penentuan masuk SMA favorit ini. Sungguh berbanding terbalik denganku.

Semester pertama pembagian rangking, ternyata aku tepat berada di bawahnya. Mulai dari saat itu, aku mencoba untuk membuka mulut dan memulai pembicaraan kita yang pertama. "Kamu peringkat 1, ya?"
tanya ku. "Iya." Jawabnya dengan wajah yang tidak biasa tersenyum pada orang baru.

Betapa hati ini ingin terbang dan bicara pada bintang bahwa Dia... Dia telah menjawab pertanyaanku!
Seberapa pun rasanya, tapi hati ini tidak ingin mendapat perasaan yang lebih dari itu.

Semester kedua berlalu, dan aku terpuruk jatuh satu baris dari langkah tegaknya. Dia, memang seorang laki-laki yang dapat diandalkan.

Kini semester ketiga, aku tetap menjalani hidupku dengan penuh pengharapan agar engkau mau menjadi sahabatku. Kelas baru dengan teman-teman serta guru-guru yang baru, kuberharap bisa berada dekat denganmu. Bertanya mengenai pelajaran yang tidak aku mengerti atau bahkan belajar bersama. Sungguh bahagia hatiku jika semua itu bisa terjadi.

Tetapi lambat laun Tuhan mulai memberi tanda-tanda-Nya. Dia yang aku kagumi, Dia yang aku andalkan dalam pelajaran dan juga Dia yang mulai DICINTAI banyak orang membuatku makin menyadari bahwa aku benaar-benar memiliki rasa sayang ini seutuhnya untukmu.
Rasa ini sepertinya terlambat untuk ku sadari, hingga ada seorang perempuan yang ternyata memiliki perasaan yang sama kepadamu.

Oh Tuhan, apakah aku sebodoh itu membiarkannya melihat perempuan lain di kelas baru kami?
Sedih, pasti adalah kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan ku. Marah, aku hanya bisa diam dan menangis dalam bayang-bayang kepasrahanku. Seiring berlalunya perasaan itu, tak kuasa aku melihat ataupun mendengar ejekan teman-teman yang lain karena perempuan itu telah mengungkapkan perasaannya melalui teman sebangkunya.


Ejekan itu membuatku risih dan menjadi lebih sedih dari sebelumnya. Karena perasaan yang kacau ini, rangking ku turun drastis. Sungguh menyebalkan hidup dalam angan-angan bisa dicintainya.

January, 2013
Semester keempat menyambutku dengan tatanan hidup baru di tahun baru dan mungkin sifatku yang baru Tapi TIDAK dengan perasaanku. Walupun sering ku bercerita kepada teman perempuanku bahwa aku menyukai orang lain, tapi hati ini tidak bisa dibohongi.

Dia, laki-laki pertama yang sangat membuatku berharap menjadi sesuatu yang baru yang hanya dapat di sentuhnya. Mungkin seperti pelajaran eksak yang biasa dia pelajari atau seni serta bahasa yang bisa dia ingat dengan baik. Mungkin juga seperti pelajaran olahraga yang hanya aku yang dapat merasakan bunyi detak jantung dan setiap hembusan napasnya.

Oh Tuhan aku sangat ingin menjadi sahabat terbaiknya sepanjang hidupku.

Kini, di semester baru tugas teori serta praktek pun mulai banyak berguguran seperti bunga Sakura pada musim gugur.

Tugas drama mulai membanjiri setiap pelajaran kami mulai dari Seni, Bahasa Inggris, sampai Bahasa Jepang.
Kita menjadi satu kelompok disetiap tugas drama. Ketika drama Bahasa Inggris, kita dapat menyelesaikannya bersama kau dan aku serta teman-teman yang lain. Kita lalui semua itu dengan canda tawa disetiap proses latihan dan kerja sama. Aku sangat bersyukur akan hal itu.

Dengan beberapa kesempurnaan yang kau miliki membuatmu menjadi laki-laki yang dipilih sebagai acktor idaman perempuan. Aku bangga padamu. Tapi sekarang aku harus menyelimuti rasa bangga itu dengan rasa sedih yang terulang kembali karena perempuan yang baru kami kenal mencoba mengambil alih perhatianmu.

Perempuan itu yang awalnya baik, tapi kini dia baik dalam hal mencuri muka. Dalam drama Bahasa Jepang pun dia tetap saja mencoba membuat segalanya menjadi miliknya. Aku sangat tidak menyukai perempuan mencuri muka seperti dirinya.

Dalam latihan drama Bahasa Jepang yang sedang kita jalani (12 January 2013) aku merasa lebih nyaman dan mendapat komunikasi yang lebih baik daripada sebelumnya.

Terimaksih telah menumbuhkan perasaan ini. Aku mengerti kau tidak bermaksud untuk melukai perasaanku, mungkin sebenarnya akulah yang menyakiti perasaanku sendiri karena aku yang memendam rasa ini, aku yang menyimpan semua keluh kesahku dan diriku juga yang tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikannya kepada mu.

Terserah orang menyebutmu (inisial) H atau K. Aku akan tetap memandang dan mengagumimu sebagai teman dan sahabat baikku. :)

Tuhan, Aku Siap Untuk Mendapatkan Kasih Sayang dan Cinta Tulus Darinya.
AAMIIN.